ZIEGRUSAK | me n ma world

catatan ujung barat indonesia #1

Posted in CATATAN BEBAS by cakpii on Desember 15, 2007

Pufff…setelah 6 jam mengarungi kemacetan jakarta akhirnya sampai juga aku ke bandung lagi yang juga berarti selesai sudah episode jalan-jalan selama dua minggu (27 nov – 8 des) ke Banda Aceh – Lhoksumawe – Medan – Sibolga – Nias hehehe…

Perasaaan yang sama tiap kali aku selesai jalan-jalan antara sedih dan senang, sedih karena waktu dua minggu sangatlah sempit untuk dapat menyusuri daerah-daerah di bagian ujung atas sumatera sehingga masih banyak daerah yang tidak sempat dikunjungi, senang karena perjalanan yang aman dan selamat dari pergi sampe pulang lagi ke bandung.

Banda Aceh

Sebenarnya pertama kali tidak terbersit niat untuk pergi ke Aceh karena acara kali ini didasari oleh undangan pernikahan dari temen lama di Medan. Namun ketika menanyakan harga tiket pesawat ke Medan, aku iseng-iseng bertanya tiket untuk ke Banda Aceh…eehh ternyata harganya ga jauh berbeda sehingga saat itulah aku memutuskan untuk sekalian melancong ke Aceh

hari – 1

Sekitar pukul 11.00 WIB pesawat mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh setelah menempuh perjalanan selama 3 jam dari Jakarta dengan transit 10 menit di Polonia Medan.

Ali, salah seorang temen lama dari Bandung yang bekerja di Aceh telah menjemput dan menunggu di pintu keluar bandara. Segera setelah keluar dari bandara, kami langsung meluncur menuju rumah makan yang terletak tidak jauh dan aku langsung menyantap salah satu menu khas Aceh, Gulai Kambing hahaha…tapi apa bedanya ama gulai kambing di jawa yaa??? ahhh dasar bukan penggemar kuliner yang baik dan benar sih makanya aku kesulitan menemukan ke-khas-an gulai kambing aceh, ya sudahlahh…setidaknya udah pernah nyobain 🙂

Selesai makan, kita -aku dan Ali with his blue scooter- segera meluncur ke posko penampungan alias ke mess kantor Ali di daerah Cot Mesjid, Lueng Bata hahahaha…maklum backpacker jd nginep bisa dimana aja

Hari pertama di Banda Aceh aku belum banyak berjalan-jalan kecuali berkenalan dengan personel di mess -namanya juga numpang jd harus sok akrab- kemudian menelpon beberapa orang temen di Banda Aceh dan juga janjian ama om Saifil -nih orang asli Aceh tapi aku kenal waktu perjalanan di Palangkaraya, Kalteng, 1998- untuk ketemu pada besok harinya

Malam hari, aku dan Ali meluncur menuju ke kantor Ayan, seorang temen yang juga dari Bandung yang kebetulan sedang berada di Banda Aceh. Segera setelah ketemu kita langsung berjalan-jalan mencari kedai kopi, hhhmmm….anda dapat menemukan kedai kopi di hampir setiap persimpang jalan karena masyarakat Aceh terkenal hobi nongkrong di kedai-kedai kopi

hari – 2

Hari kedua ini acara yang udah pasti adalah ketemu ama Iin dan Nova di Gunung Salju, wahhh…di Aceh juga ada gunung salju ya?? Siang-siang bolong, aku dan Ali bersama skuter birunya kembali meluncur ke gunung salju, ternyata oh ternyata… gunung salju adalah tempat makan -resto apa kafe ya??- yang katanya terkenal dengan menu bistiknya dari semenjak dahulu kala. Untuk membuktikan kebenarannya, kita pun pesan makanan andalan tersebut tapi tetap aja ketika ditanya enak ga bistiknya??? jawabnya hahhh…nyengir dehhh, kan ga bisa bedain mana makanan yang enak dan tidak hahahaha…

Sore harinya, om Saifil -yang kemaren janjian menjemput- muncul dan kita pun segera meluncur ke rumah beliau. Keluarga om Saifil udah seperti keluarga sendiri saking akrabnya, padahal kita baru ketemu sekali di Palangkaraya itu lohh…kok bisa yaa?? Makanya kebayang betapa serunya ketika sampai rumah beliau waahh…rame deh pokoknya hehehe…

Malam hari, kita -aku, Ali dan keluarga om Saifil- keluar mencari makan malam dengan menu khas Aceh, namun karena terlalu malam maka yang bisa kita dapat cuma menu Ayam Tangkap!!! wah seperti apa tuh?? Ternyata pada dasarnya ayam tangkap -atau ada yang menyebut ayam sampah- adalah ayam goreng yang dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan daun teumurui -enak nih daun-

ayam-tangkap.jpg

hari – 3

Hari ini sebenarnya aku merencanakan untuk menyebrang ke pulau Weh, setidaknya untuk berfoto di tugu titik nol indonesia, namun sayang sekali aku gagal kesana -mudah-mudahan lain kali ada kesempatan pergi ke sana- karena masih banyak tempat di Banda Aceh yang belum aku kunjungi

Siang hari dengan diantar oleh Furkan -mhs arsitek Unsyiah atas rekomendasi dari bu dosen Iin, thanks ya!!- aku menyusuri tempat-tempat di Banda Aceh. Muter-muter dan jepret-jepret Banda Aceh mulai dari museum, masjid baiturrahman sampai ke Krueng Raya -makam Laksamana Keumala Hayati- sampai sore hari dan ga sadar baterei kameraku hampir habis, yaa…terpaksa rehat sejenak deh. Sambil menunggu baterei yang lagi diisi ulang, aku menyempatkan maen ke rumah Teuku Irawan -kakak kelas waktu kuliah- waaahhh ga nyangka dia masih inget ama aku hehehe…rame lagi deh saling bercerita-cerita

Malam harinya nangkring dan ngopi lagiiii…hehehehe…

02-masjid-baiturrahman.jpg 01-kerkhoff.jpg

05-benteng.jpg

07-makam-keumala-hayati.jpg

08-monumen-jepang.jpg

04-masjid-syiah-kuala.jpg 06-pltd.jpg

03-meligoe.jpg

untuk lihat foto yang lebih besar dan jelas klik di sini

hari – 4

Hujan deras yang mengguyur kota Banda Aceh dari pagi menunda keberangkatanku ke kota persinggahan selanjutnya, yaitu Lhoksumawe. Rencana awal adalah berangkat pagi-pagi agar sampai disana tidak terlalu siang, namun apa daya hujan yang terus mengguyur sampe habis jumatan menunda perjalanan. Kurang lebih jam 2.30 WIB hujan sudah mulai agak reda, aku yang sudah berkemas dari pagi hari segera meluncur mencari angkutan umum untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Lhoksumawe…..

_________________________________ bersambung…

Oh ya ada yang hampir kelupaan, jika anda hobi jalan kaki maka anda harus ekstra hati-hati kalo ingin jalan-jalan di kota Banda Aceh karena rata-rata ukuran trotoar yang cukup sempit -hanya pas untuk 2 orang- serta yang paling mengherankan adalah aku sama sekali tidak menemukan zebra cross di hampir seluruh kawasan kota Banda Aceh, wahhh..!!! semoga aja ini karena emang proyeknya belum kelar dan bukan karena masyarakat Banda Aceh tidak butuh zebra cross??!!!

Banda Aceh – Terimang Geunaseh / Terima Kasih kepada keluarga besar om Saifil (BRR Lueng Bata), keluarga Teuku Irawan, Moch. Khadafie, Ali Sutamsar, Kahayani Karim, Iin, Nova, Furkan, Stir dan seluruh kru Citra Lestari (Lueng Bata)

11 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. peyek said, on Desember 17, 2007 at 9:02 pm

    Bos, kopi aceh gimana? dibanding kopi sekelas cak rokim! lha kedai kopi disana dibanding kedai kopi di Gresik gimana? enak mana? mbok di skrinsut!!! hehehehe… 🙂

  2. Tetangga Blogger! « My Little Homeland said, on Desember 18, 2007 at 11:33 pm

    […] dan catatan seorang rofii tentang apa aja yang emang lagi pengen ditulis. saya juga coba menterjemahkan beberapa tutorial dari mereka yang sudah expert dan tentu semua itu […]

  3. reeyo said, on Desember 19, 2007 at 1:39 am

    fotone apik2 rek,kapan foto2 dr Grisee tayang?moso seng adoh nang aceh nampang foto dalan ngarep omah gak ditayangno hehehe

  4. sutamsar said, on Desember 19, 2007 at 1:55 pm

    hehehe…
    beuneur euy…
    terkesima….
    hmmm….
    aralus fotona euy!
    eh…
    blue scooter goes offroad euy kamari minggu…!
    ka benteng inong bale brow…!
    seuru…!
    jeung kang adit…
    tigrusak doong…!
    kakakakakk….
    salam oge ti si stir cenah…
    sesekuteran deui yu ah…

  5. ziegrusak said, on Desember 19, 2007 at 2:35 pm

    @ peyek : hihihi iya lupa bos, klo kopi aceh disajikan tanpa ampas (lethek) karena disaring dulu jd mirip-mirip klo kita bikin nescafe (jauh beda ama kopi cak rokim kan??), klo paitnya lumayan nendang!! yg paling terkenal di banda aceh kopi solong yg bahan dasarnya kopi robusta yg (katanya) diambil dari daerah Lamno…
    ntar pembahasan kopi dan skrinsutnya nyusul ya boss….hehehehe

    @ reeyo : iya poto GRISEE malah aku ga punya, dulu pernah poto-poto tapi lupa nyimpen, maklum dulu masih pake pelem. ntar kalo mudik ke gresik, hunting poto-poto lagi dehh…

    @ sutamsar : awiligar ka aceh naek sekuter berapa lama yaa…??? ah gebless, ke inong balee ga ngajak-ngajak lu, payahh….hahahahahaha kalem coii ntar ada second traveling…

  6. kurtubi said, on Desember 19, 2007 at 11:23 pm

    Trotoar di sana hanya bisa dua orang berjalan? hmmm… berarti siap2 kalau papasan dengan wanita kalau kesenggol bisa masuk hukum syariah tidak yaa 🙂
    sal;am

  7. Arif Budiman said, on Desember 20, 2007 at 2:41 am

    Wah, kemarin baru saja saya ketemu orang Aceh…
    di acara TNSC Trisakti 🙂

  8. ziegrusak said, on Desember 21, 2007 at 6:07 pm

    @ kurtubi : nganu pak…ya sebenarnya masuk hukum syariah, cuma kondisinya sekarang itu hukum syariah tidak benar-benar dijalankan, buktinya saya kemaren sering melihat perempuan yang tidak berjilbab trus banyak yang pacaran dua-duaan. ini mungkin disebabkan masyarakat aceh sendiri belum siap dengan syariah serta pelanggaran-pelanggaran hukum syariah yang dilakukan oleh polisi syariahnya sendiri sehingga masyarakatnya jd ga respek ama mereka

    @ arif budiman: wahh…seru dong!!! eh apaan tuh TNSC??

  9. Arif Budiman said, on Desember 27, 2007 at 4:46 am

    > ziegrusak
    TNSC… Buka dong blog-ku… Biar tahu…
    Oh, ya, kapan-kapan ajak dong kalau keluar kota lagi… 🙂

  10. hans said, on Oktober 29, 2008 at 4:41 pm

    itu nama nya bukan mesjid syiah kuala, yg bener mesjid baiturrahim Ulee lheue.

  11. noni said, on Januari 26, 2009 at 7:22 pm

    ayam tangkap enak banget…rasa daun jari (curry)nya khas banget unik. bravo deh


Tinggalkan Balasan ke Arif Budiman Batalkan balasan